Jumat, 21 Januari 2011

Kutipan





Apa bedanya untuk yang mati, para yatim piatu, dan mereka yang kehilangan tempat bernaung, apakah penghancuran gila itu dilakukan atas nama totalitariansime atau nama yang suci dari kebebasan dan demokrasi? - 
Mahatma Gandhi
Sepanjang sejarah tidak ada perang yang tidak dilahirkan oleh pemerintah, pemerintah saja, terlepas dari kepentingan rakyat, yang baginya perang selalu merugikan, meskipun misalnya berhasil dimenangkan. - Leo Tolstoy
Membalas kekerasan dengan kekerasan akan melipatgandakan kekerasan, menambahkan kekelaman yang lebih mendalam kepada malam yang sudah tidak berbintang. Kekelaman tidak dapat menghalau kekelaman: hanya terang yang dapat melakukannya. Kebencian tidak dapat menghalau kebencian: hanya cinta kasih yang dapat melakukannya. Kebencian melipatgandakan kebencian, kekerasan melipatgandakan kekerasan, dan ketegaran melipatgandakan ketegaran dalam lingkaran kehancuran yang kian mendalam ... Reaksi berantai dari kuasa jahat - kebencian melahirkan kebencian, peperangan menghasilkan lebih banyak lagi peperangan - harus dipatahkan, atau kita akan terjerumus ke dalam liang pemusnahan yang gelap. -Martin Luther King Jr.
Menjadi pasifis di antara peperangan sama mudahnya dengan menjadi vegetarian di antara waktu makan. - Ammon Hennacy
Konsep anti-kekerasan adalah sebuah gagasan keliru. Ia mempradugakan adanya cinta kasih dan rasa keadilan pada pihak lawan kita. Bila lawan ini hanya akan kehilangan segala-galanya dan tidak akan memetik keuntungan apapun dengan melaksanakan keadilan dan cinta kasih, reaksinya hanya mungkin negatif. - George Jackson.
Karena kaum pasifis mempunyai lebih banyak kebebasan bertindak di negara-negara di mana jejak demokrasi bertahan, pasifisme dapat bertindak lebih efektif dalam merugikan demokrasi daripada menguntungkannya. Secara obyektif, seorang pasifis adalah pro Nazi.- George Orwell.
Menjadi pasifis untuk menyelamatkan nyawa sendiri adalah normal, menjadi pasifis demi nyawa orang lain adalah pasifisme sejati. - Jacob Borer
Nabi Muhammad datang ke dunia dan mengajarkan kepada kita - Bahwa seorang Muslim adalah orang yang tidak pernah menyakiti siapapun juga baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, melainkan yang berusaha demi manfaat dan kebahagiaan makhluk-makhluk Allah. Percaya kepada Allah berarti mencintai sesama kita manusia. - Khan Abdul Ghaffar Khan

Deskripsi

Pasifisme


Pasifisme adalah perlawanan terhadap perang atau kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian. Pasifisme mencakup pandangan yang berspektrum luas yang merentang dari keyakinan bahwa pertikaian internasional dapat dan harus diselesaikan secara damai, hingga perlawanan mutlak terhadap penggunaan kekerasan, atau bahkan paksaan, dalam keadaan apapun.
Pasifisme dapat didasarkan pada prinsip atau pragmatisme. Pasifisme berprinsip (atau Deontologis) didasarkan pada keyakinan bahwa baik perang, penggunaan senjata maut, kekerasan atau kekuatan atau paksaan secara moral adalah salah. Pasifisme pragmatis (atau Konsekuensial) tidak memegang prinsip mutlak demikian melainkan menganggap ada cara-cara yang lebih baik untuk memecahkan suatu pertikaian daripada perang atau menganggap manfaat-manfaat perang tidak sebanding dengan ongkosnya.
Merpati atau kelompok garis lunak adalah istilah yang digunakan secara informal, biasanya dalam politik, untuk orang-orang yang lebih suka menghindari perang atau memilih perang sebagai jalan terakhir. Sebagian orang yang disebut merpati tidak menganggap posisi mereka sebagai pasifis karena mereka berpandangan bahwa perang dapat dibenarkan dalam keadaan-keadaan tertentu (lihat Doktrin tentang Perang yang Sah). Deskripsi ini merujuk kepada kisah tentang Bahtera Nuh yang melukiskan burung merpati sebagai lambang pengharapan akan keselamatan dan perdamaian. Lawan dari merpati adalah rajawali atau kelompok garis keras.
Sebagian orang, yang menganggap dirinya pasifis, kadang-kadang meskipun menentang perang, kenyataannya tidak menentang semua penggunaan kekerasan, kekuatan fisik terhadap orang lain atau perusakan terhadap harta milik. Kaum anti-militer, misalnya, secara spesifik menenang lembaga-lembaga militer negara kebangsaan modern ketimbang mendukung "kekerasan" pada umumnya. Kaum pasifis lainnya mengikuti prinsip-prinsip anti-kekerasan, karena yakin bahwa hanya tindakan anti kekerasanlah yang dapat dibenarkan.